Selasa, 25 Agustus 2015

Presiden Jokowi berhasil menjawab hipotesis tentang “Ekonomi Autopiilot era SBY dan Invisible Hand Adam Smith”.



Pada masa awal pemerintahan, presiden Jokowi berhasil melakukan banyak sekali terobosan dibidang ekonomi, mulai dari pengalihan subsidi BBM ke sektor pertanian, maritim dan infrastruktur hingga pemerintah membebaskan visa kunjungan kepada 30 negara baru yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global. Dalam beberapa kesempatan Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa “Negara ingin mengubah pola subsidi yang semula bersifat konsumtif menjadi produktif.” Berdasarkan beberapa kebijakan ekonomi tersebut Presiden Jokowi berhasil membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi era SBY pada tahun 2011 yang mencapai 6,3% menurut para ekonom diraih secara Autopilot ternyata tidak benar! Saat itu para ekonom berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi era pemerintahan SBY didukung dengan tingginya tingkat konsumsi dan investasi daripada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang meliputi pembangunan infrastruktur dll, beberapa pakar saat itu beranggapan bahwa tanpa campur tangan pemerintah perekonomian negara akan terus tumbuh.
Selain menjawab hipotesis “Ekonomi Autopilot Era SBY”, Presiden Jokowi juga menjawab perdebatan beberapa ekonom dunia tentang teori klasik Invisible Hand Adam Smith (1776).  Teori ekonomi invisible hand berpendapat bahwa ekonomi akan berjalan dengan baik apabila tidak ada yang kekuatan pemerintahan yang campur tangan.
Jokowi berhasil membuktikan bahwa pendapat beberapa pakar ternyata salah, inilah yang terjadi ketika anggaran dibeberapa kementrian dan daerah tidak kunjung cair, pada semester I pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,7% tidak sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 yang ditetapkan sebesar 5,7 persen, ditambah posisi mata uang rupiah yang terus melemah terhadap USD di kisaran Rp 13.600 bayangkan jika presiden Jokowi mendengarkan para pakar tersebut dengan tidak mencairkan anggaran dibeberapa kementrian dan daerah? Sekali lagi Presiden Jokowi menjawab hipotesis tentang teori Invisible Hand adalah salah! Pemerintah harus hadir, pemerintah harus ikut campur dan pemerintah harus berperan aktif dalam kegiatan ekonomi.
Resuffle kabinet kerja di bidang ekonomi sudah dilakukan, Darmin Nasution yang memiliki latar belakang 3 tahun mengatur kebijakan moneter di Bank Indonesia dipilih sebagai Menteri koordinator perekonomian yang akan berurusan lebih banyak di bidang fiskal dan didukung dengan sudah cairnya beberapa anggaran kementrian dan daerah diharapkan dapat menjadi nahkoda dalam memperbaiki dan mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,75 pada tahun 2015.

Jumat, 07 Agustus 2015

Bentuk Pengikatan Hukum dalam Bank



Semoga bermanfaat, saya akan membagikan sedikit ilmu tentang macam-macam bentuk pengikatan yang digunakan dalam industri keuangan khususnya dunia perbankan.

Bentuk Pengikatan Agunan
1.     Hak Tanggungan 
Hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah dan bangunan untuk pelunasaan utang tertentu kedudukan diutamakan. 
Contoh:  SHM, HGB dan HGU 

2.     Gadai 
Hak kreditur atas benda yang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh seseorang yang berutang dan memberikan pelunasaan dari barang tersebut secara didahulukan.
Contoh: Deposito dan Saham. 

3.     Cessie
Pengalihan perjanjian hak atas  kebenda yang tak berwujud kepada pihak ke 3 sebagai agunan. 
Contoh: Hak sewa kios.

4.     Hipotek 
Hak kebendaan atas benda yang tak bergerak untuk mengambil penggantian bagi pelunasan. 
Contoh: Kapal Laut didaftarkan di Sah Bandar. 

5.     Fidusia
Pengalihan hak kebendaan atas dasar kepercayaan dengan ketentuan benda tetap dalam penguasaan pemilik.  
Contoh: Mesin, persediaan dan kendaraan.

6.     Borgtoch/Penjaminan. 
Pihak ke tiga akan mengikatkan diri untuk menjamin seluruh pinjaman debitur. 
 

Ada yang tidak diperlukan untuk pengikatan agunan
·       Stand by L/C: Bank yang menerbitkan dokumen yang berhak menerima pembayaran atas pencarian dokumen.
·       SKBDN : Tagihan masuk ke rekening Bank yang menerbitkan dokumen

Sabtu, 04 Juli 2015

Solusi kemacetan Jakarta



Cara mengatasi kemacetan di Jakarta

Ada 2 jenis penyakit di DKI Jakarta yaitu Macet dan banjir. Entahlah sudah ada berapa gubernur DKI Jakarta yang berjanji akan mengatasi kemacetan di Jakarta, namun hasilnya belum juga terselesaikan. DKI Jakarta merupakan pusat pemerintahan, pusat perekonomian dan pusat kekuasaan, mayoritas pemuda Indonesia mempunyai mimpi yang sama yaitu menaklukan Jakarta! Jadi bayangkan saja dari 240 juta penduduk di Indonesia, 50% ingin menaklukan Jakarta betapa padatnya provinsi ini.
Kemacetan Jakarta sangat terasa saat jam berangkat dan pulang kerja, jalan tol yang memiliki definisi jalan bebas hambatan berubah menjadi seperti “gang sempit” yang penuh dengan kendaraan roda empat dan enam. Banyak sekali para ahli, konsultan dan orang-orang pintar pada bidang transportasi  yang didatangkan untuk menyelesaikan masalah ini, namun masalah kemacetandi Jakarta  tidak kunjung selesai.
Ibarat sebuah penyakit, kemacetan di Jakarta sudah mulai kronis, sudah banyak masyarakat yang  tinggal maupun bekerja di Jakarta mulai merasa tidak peduli dan memaklumi bahwa kemacetan merupakan budaya dari provinsi DKI Jakarta, mereka berpikir bahwa “ mungkin suatu saat nanti ketika saya sudah tua akan ada generasi yang akan memberikan solusi atas kemacetan di Jakarta” yang jadi masalah adalah kalimat tersebut sudah diucapkan sebelumnya oleh  generasi sebelum dan sebelum kita, dan mungkin juga akan diucapkan oleh generasi setelah kita.Penyakit Kemacetan ini sudah banyak diberikan obat seperti obat Trans Jakarta, kereta commuter line, larangan sepeda motor,  three in one dan yang akan datang obat MRT, obat-obat tersebut tidak langsung menyembuhkan penyakit  ini, namun hanya mengurangi rasa sakit penyakit tersebut.
Lalu bagaimana cara mengatasi kemacetan di Jakarta? Dengan keterbatasan dana APBD , APBN dan masih sedikitnya investor baik dalam maupun luar negeri untuk mendanai pembangunan Infrastruktur, ada obat yang mujarab untuk mengobati kemacetan di Jakarta, Solusinya adalah obat kepemimpinan yang tegas dan berani!  Tanpa disadari penyakit kemacetan di Jakarta terobati ketika ada 2 kejadiaan yaitu detik-detik pengumuman siapa pemenang presiden Indonesia tahun 2014 dan saat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika.
Saat pengumuman siapa pemenang pemilu presiden Indonesia, kemacetan terobati  dikarenakan masyarakat ketakutan dan panik jika akan terulangnya kerusuhaan seperti 1998, toko, mall dan beberapa pusat perkantoran tutup.  Beda dengan saat pengumuman pemenang presiden 2014, Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015 di Bandung adalah bukti nyata bahwa kemacetan saat ini di Jakarta hanya bisa di obati dengan kepemimpinan yang tegas dan berani.
Seluruh akses jalan dari bandara Soekarno Hatta, tempat para tamu undangan menginap hingga tempat acara di Bandung  di seterilkan, seolah-olah tamu undangan dari luar negeri akan disajikan betapa indah, bagus, bersih dan majunya bangsa kita dengan bangunan-bangunan bertingkat yang berjajar di kawasan segitiga emas Thamrin-Sudirman dan Gatot Subroto  hingga lancarnya jalan tol dari Jakarta menuju Bandung. Betapa sedihnya kita sebagai tuan rumah di negara kita sendiri tidak pernah melihat hal seperti itu. Tapi jangan terlalu bersedih hati, kita cari solusinya agar kita bisa melihat pemandangan yang sama seperti para tamu undangan KAA.

Saat berlangsungnya KAA  ada ketegasan, himbauan dari pemerintah baik pusat maupun daerah agar  tidak melewati jalan ini-itu, buka-tutup jalan dan berbagai jenis obat kemacetan yang diberikan agar para tamu undangan bisa dengan mudah dan lancar mengikuti acara KAA dari Jakarta ke Bandung. Jalan Tol kembali ke definisi aslinya “jalan bebas hambatan”, namun ada beberapa sudut lain jalanan di Jakarta yang sibuk dengan kemacetan di karenakan adanya pemberiaan kebijakaan obat tersebut.  Coba bayangkan jika KAA berlangsung setiap hari apa yang terjadi? Masyarakat yang tinggal dan bekerja di Jakarta terpaksa akan menggunakan alat transportasi umum seperti Trans Jakarta, Kopaja, Commuter Line dan mungkin MRT jika sudah jadi nanti.
KAA 2015 sudah berakhir, namun secara konsep pengalihan dan rekayasa lalu lintas masih bisa di gunakan untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Masih ada cara yang lebih ekstrem lagi yaitu mengganti denda bagi kendaraan yang masuk jalur trans Jakarta dengan pemerintah akan menggambil hak kepemilikan kendaraan pribadi tersebut, kemudiaan PEMDA DKI akan melelang kendaraan tersebut, dan hasil dari lelang tersebut akan digunakan untuk mendanai penambahan bus atau perluasaan jalur trans Jakarta.n
Untuk jalan tol yang selalu macet khusunya dari arah tol slipi hingga bekasi, bisa diatasi dengan cara terapkan tarif yang premium Rp 50.000 per kendaraan pribadi yang akan masuk tol, mereka yang kaya juga akan dengan mudah menggeluarkan uang Rp 50.000, seperti halnya mereka menggeluarkan uang untuk menonton film di bioskop. Bagi kalangan menengah, menengah kebawah bisa menggunakan fasilitas transportasi umum. Hasil dari kenaikan tarif tol bisa digunakan untuk memperluas pembangunan jalan tol.
Memang dengan berlakunya kebijakan-kebijakan tersebut akan menimbulkan pro dan kontra, akan banyak pihak yang berusara-bernyanyi untuk menentang kebijakan tersebut mulai dari omset penjualan kendaraan menurun, hak asasi dan lain-lain. Namun saat ini itulah salah satu obat solusi yang bisa menyembuhkan penyakit kemacetan di Jakarta, seperti kata John Fitzgerald Kennedy “Jangan tanyakan apa yang negara ini berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu.”  








Senin, 29 Juli 2013

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Industri Otomotif (Sepeda Motor) di Indonesia



Latar Belakang
      Bermula dari krisis ekonomi akhir tahun 1997 sampai awal tahun 1998, hingga masa transisi ekonomi diera pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, dapat dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan ekonomi yang spektakuler, paling tidak di tingkat makro (agregat). Keberhasilan ini dapat diukur dengan sejumlah indikator ekonomi makro, dua diantaranya yang umum digunakan adalah tingkat pendapatan nasional per kapita dan laju pertumbuhan PDB per tahun (Tambunan, 2001). Wakil Presiden Boediono percaya bahwa, Indonesia memiliki pijakan yang kuat untuk mempercepat pembangunan ekonomi, beliau mengatakan pembangunan ekonomi sebagian didorong oleh program berorientasi  pada kesejahteraan rakyat. Namun, tantangan  terbesar di masa depan adalah  lebih pada faktor eksternal bukan internal, dengan ketidakpastian yang masih berlaku dalam ekonomi global  (Anonymous, 2010).
      Salah satu indikator yang sangat penting dalam menganalisisi pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu negara adalah pertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi mengandung makna yang berbeda. Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan rill perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh sistem kelembagaan. Adapun pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP atau GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah pertumbuhan struktur ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad, 1999).
      Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6.1 persen dan menurun pada tahun 2009 dikarenakan adanya krisis keuangan secara global sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat menjadi 4.5 persen. Akan tetapi pada tahun 2010, 2011 dan tahun 2012 rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan mencapai diatas 6 persen pertahun (Gambar 1).


Gambar 1: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Dunia 2008-2012 (%)
Countries
2008
2009
2010
2011
2012
Indonesia
6.1
4.5
6.1
6.4
6.7
Malaysia
4.6
-3.6
7.2
5.3
5.3
Singapura
1.1
-3.3
14.5
5.5
4.8
Thailand
2.6
-3.5
7.8
4.5
5.3
Filipina
3.8
1.0
7.3
5.0
5.3
China
9.0
8.5
10.3
9.6
9.2
India
7.3
5.4
8.6
8.2
8.8
Negara sedang berkembang
6.1
2.1
6.0
6.6
6.4
Negara maju
0.5
-3.2
2.1
2.2
2.6
         Sumber : Dikutip dari handout General Business Environment  Recent Monetary
         and  Fiscal Policy Amid the Global Financial Crisis, Kuncoro, Mudrajat., IMF
         (2011);  ADB (2011), BPS (2010), Kemenkeu (2010) Note.

      Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat menjadi indikator keberhasilan negara dalam menjalankan roda pembangunan, yang pada akhirnya akan dipergunakan sepenuh-penuhnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih baik adalah dengan mendorong peningkatan investasi di segala sektor, baik melalui pinjaman atau utang luar negeri pemerintah maupun penanaman modal asing yang kemudian memberikan dampak terhadap peningkatan sarana prasarana yang dapat mendukung produktivitas dan akhirnya mampu menstimulasi pertumbuhan ekonomi melaui perluasan kesempatan kerja dan kenaikan permintaan terhadap barang dan jasa (Yuswar, 2005).
      Dalam ilmu ekonomi banyak terdapat teori pertumbuhan ekonomi. Teori–teori tersebut berkenaan dengan dinamika pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan oleh pemikir dan aliran teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith, pertumbuhan ekonomi David Ricardo, teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar (pendekatan Neo Keynes), dan teori pertumbuhan ekonomi Solow Swan (Pendekatan Neo Klasik).
      Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan per kapita diperoleh dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduknya. Pendapatan per kapita juga merefleksikan produk domestik bruto (PDB) per kapita. Pendapatan perkapita merupakan indikator yang digunakan secara luas untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Walaupun demikian harus diakui bahwa tingkat kesejahteraan suatu masyarakat yang diukur menggunakan indikator pendapatan per kapita mengandung beberapa kelemahan karena hanya memberi indikator rata – rata. Pada tahun 2012 pendapatan per kapita rakyat Indonesia mencapai US$ 3.542 atau setara Rp 31,8 juta. Dengan pendapatan per kapita yang terus meningkat, membuat masyarakat memiliki kemampuan daya beli yang tinggi, hal ini berdampak pada banyaknya perubahan gaya hidup sosial yang terjadi di Indonesia. Hampir setiap rumah di Indonesia rata-rata memiliki satu sepeda motor, hal ini tidak terlepas dari mudahnya membeli sepeda motor secara kredit yang ditawarkan para dealer-dealer sepeda motor.
Analisis
Gambar 2 : Motorcycle Production Wholesales Domestic and Exports
Year
Production
Wholesales
Exports
1996
1,425,373
1,376,647
50,255
1997
1,861,111
1,801,090
51,816
1998
519,404
433,549
84,363
1999
571,953
487,751
99,651
2000
982,380
864,144
115,278
2001
1,644,133
1,575,822
74,948
2002
2,318,241
2,287,706
30,285
2003
2,814,054
2,809,896
13,806
2004
3,897,250
3,887,678
12,840
2005
5,113,487
5,074,186
15,308
2006
4,458,886
4,428,274
42,448
2007
4,722,521
4,688,263
25,632
2008
6,264,265
6,215,830
64,971
2009
5,884,021
5,851,962
29,815
2010
7,395,390
7,369,249
29,395
2011
8,006,293
8,012,540
30,995
2012
4,311,019
7,064,457
77,129
2013 (Jan)
662,920
646,082
3,901
Sumber :Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)
      Berdasarkan gambar.2 motorcycle production wholesales domestic and exports, saya mencoba melakukan analisis bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap industri otomotif khususnya sepeda motor dengan menggunakan analisis SWOT. Menurut kurtz (2008), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang penting untuk membantu perencanaan untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari eksternal.
Threats
      Yang menjadi ancaman dalam pertumbuhan industri otomotif sepeda motor adalah regulasi dari pemerintah dan harga minyak dunia yang terus meningkat. Dengan adanya surat edaran Bank Indonesia No 14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 perihal penerapan manajemen risiko pada bank yang melakukan pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB), terlihat jelas bahwa setelah adanya regulasi dari pemerintah dalam hal ini adalah Bank Indonesia berdampak pada penuruan production dan wholesales pada industry otomotif sepeda motor di Indonesia (gambar.2). Ancaman kedua adalah terus meningkatnya harga minyak dunia, saat ini harga bahan bakar minyak di Indonesia masih tergolong murah dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Hal ini dikarenakan adanya subsidi dari pemerintah pusat, jika harga minyak dunia terus-menerus meningkat, pemerintah tentunya akan membuat kebijakan berupa menaikan harga bahan bakar minyak agar tidak membebani anggaran APBN. Jika terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak, akan membuat masyarakat berfikir kembali untuk melakukan pembelian sepeda motor.
Strength & Opportunities
      Dengan pendapatan per kapita rakyat Indonesia mencapai US$ 3.542 atau setara Rp 31,8 juta dan jumlah penduduk mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2013) yang diprediksi akan terus meningkat membuat penjualan industri otomotif khususnya sepeda motor di Indonesia akan semakin meningkat. Rata-rata setiap rumah tangga di Indonesia mereka memiliki satu sepeda motor, peningkatan penjualan sepeda motor di Indonesia juga akan terus meningkat diakibatkan oleh harga bahan bakar minyak yang relative terjangkau untuk masyarakat yang pendapatan perkapitanya mencapai US$ 3.542 atau setara Rp 31,8 juta seperti di Indonesia. Masih buruknya pelayanan transportasi umum dan adanya moda transportasi umum yang memadai akan membuat industri sepeda motor di Indonesia akan terus berkembang, masyarakat lebih memilih membeli sepeda motor dengan harga Rp 10-13 juta dari pada menghabiskan uang mereka untuk membayar atau menggunakan transportasi umum. Strategi yang digunakan terhadap regulasi pemerintah (Bank Indonesia) dan fluktuasi harga minyak dunia adalah dengan cara, para produsen sepeda motor menggembangkan inovasi membuat sepeda motor yang irit bahan bakar dan ramah lingkungan sehingga membuat konsumen (masyarakat Indonesia) tertarik untuk membeli sepeda motor yang irit dan ramah lingkungan tersebut. Sedangkan startegi untuk surat edaran Bank Indonesia No 14/10/DPNP perihal penerapan manajemen risiko pada bank yang melakukan pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB), ini bisa dilakukan dengan cara produsen sepeda motor membuat produk sepeda motor yang diinginkan oleh konsumen berdasarkan riset pasar (desain yang unik, atau warna yang menarik) dengan pendapatan per kapita rakyat Indonesia yang mencapai mencapai US$ 3.542 atau setara Rp 31,8 juta dan akan terus meningkat setiap tahunnya akan membuat adanya daya beli yang besar dari masyarakat sehingga dimungkinkan masyarakat akan melakukan pembelian pada produk-produk sepeda motor yang mereka inginkan.
Kesimpulan
      Pertumbuhan ekonomi yang terus membaik dan meningkat di Indonesia, dengan pendapatan per kapita sebesar US$ 3.542 atau setara Rp 31,8 juta pada tahun 2012 membuat banyak perubahan khususnya perilaku gaya hidup sosial bagi masyarakat di Indonesia. Para keluarga yang sudah menyentuh pendapatan perkapita tersebut akan mengajak anak-anaknya menikmati hiburan yang lebih berkualitas (pergi ke bioskop, mall, taman bermain indoor yang berbayar  seperti trans studio), membeli bacaan-bacaan atau menyekolahkan anaknya pada sekolah yang berkualitas, berlibur yang lebih jauh dengan fasilitas yang lebih baik dan lain sebagainya. Fenomena perubahan sosial gaya hidup masyarakat ternyata juga berdampak pada meningkatnya penawaran masayarakat terhadap produk sepeda motor. Dengan pertumbuhan industri sepeda motor yang terus berkembang, membuat semakin padatnya jumlah kendaraan dan meningkatnya polusi, kecelakaan yang ada dijalan raya. Sudah seharusnya pemerintah Indonesia memikirkan bagaimana pertumbuhan industri sepeda motor selaras dengan pembangunan Ekonomi di Indonesia. Pembangunan jalan raya, perbaikan layanan moda transportasi serta memperbaiki infrasturktur yang ada adalah solusi untuk mengendalikan banyaknnya jumlah kendaraan sepeda motor di Indonesia yang mayoritas mengkonsumsi bahan bakar minyak bersubsidi.

.Daftar Pustaka


·         Arsyad, Lincolin., (1999), Ekonomi Pembangunan, STIE YKPN, Yogyakarta.
·         Basri, Zainun Yuswar., Subri, Mulyadi., (2005), Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan Utang Luar Negeri , Rajwali Press, Jakarta.
·         Indonesia Poised for Big Leap In 2011 Economic Development : VP Anonymous. Asia  2010.
·         Kurtz, David. L., (2008), Principles of Contemporary Marketing, Thomson, South Western.
·         Kuncoro, Mudrajat., (2013), Handout General Business Environment: Recent Monetary and Fiscal Policy Amid the Global Financial Crisis, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
·         Tambunan, Tulus., (2001), Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
·         www..AISI.or.id. Diakses pada tanggal 11 Maret 2013.
·         www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 11 Maret 2013.