Pada
masa awal pemerintahan, presiden Jokowi berhasil melakukan banyak sekali
terobosan dibidang ekonomi, mulai dari pengalihan subsidi BBM ke sektor
pertanian, maritim dan infrastruktur hingga pemerintah membebaskan visa
kunjungan kepada 30 negara baru yang tujuannya adalah untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global. Dalam
beberapa kesempatan Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa “Negara ingin mengubah pola subsidi yang semula bersifat konsumtif menjadi produktif.”
Berdasarkan beberapa kebijakan ekonomi tersebut Presiden Jokowi berhasil
membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi era SBY pada tahun 2011 yang mencapai
6,3% menurut para ekonom diraih secara Autopilot ternyata tidak benar! Saat itu
para ekonom berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi era pemerintahan SBY didukung
dengan tingginya tingkat konsumsi dan investasi daripada Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) yang meliputi pembangunan infrastruktur dll, beberapa
pakar saat itu beranggapan bahwa tanpa campur tangan pemerintah perekonomian
negara akan terus tumbuh.
Selain
menjawab hipotesis “Ekonomi Autopilot Era SBY”, Presiden Jokowi juga menjawab
perdebatan beberapa ekonom dunia tentang teori klasik Invisible Hand Adam Smith
(1776). Teori ekonomi invisible hand
berpendapat bahwa ekonomi akan berjalan dengan baik apabila tidak ada yang
kekuatan pemerintahan yang campur tangan.
Jokowi
berhasil membuktikan bahwa pendapat beberapa pakar ternyata salah, inilah yang
terjadi ketika anggaran dibeberapa kementrian dan daerah tidak kunjung cair,
pada semester I pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,7% tidak sesuai
dengan target pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Perubahan (APBNP) 2015 yang ditetapkan sebesar 5,7 persen, ditambah posisi mata
uang rupiah yang terus melemah terhadap USD di kisaran Rp 13.600 bayangkan jika
presiden Jokowi mendengarkan para pakar tersebut dengan tidak mencairkan
anggaran dibeberapa kementrian dan daerah? Sekali lagi Presiden Jokowi menjawab
hipotesis tentang teori Invisible Hand
adalah salah! Pemerintah harus hadir, pemerintah harus ikut campur dan
pemerintah harus berperan aktif dalam kegiatan ekonomi.
Resuffle
kabinet kerja di bidang ekonomi sudah dilakukan, Darmin Nasution yang memiliki
latar belakang 3 tahun mengatur kebijakan moneter di Bank Indonesia dipilih
sebagai Menteri koordinator perekonomian yang akan berurusan lebih banyak di
bidang fiskal dan didukung dengan sudah cairnya beberapa anggaran kementrian
dan daerah diharapkan dapat menjadi nahkoda dalam memperbaiki dan mencapai
target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,75 pada tahun 2015.