Selasa, 25 Agustus 2015

Presiden Jokowi berhasil menjawab hipotesis tentang “Ekonomi Autopiilot era SBY dan Invisible Hand Adam Smith”.



Pada masa awal pemerintahan, presiden Jokowi berhasil melakukan banyak sekali terobosan dibidang ekonomi, mulai dari pengalihan subsidi BBM ke sektor pertanian, maritim dan infrastruktur hingga pemerintah membebaskan visa kunjungan kepada 30 negara baru yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global. Dalam beberapa kesempatan Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa “Negara ingin mengubah pola subsidi yang semula bersifat konsumtif menjadi produktif.” Berdasarkan beberapa kebijakan ekonomi tersebut Presiden Jokowi berhasil membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi era SBY pada tahun 2011 yang mencapai 6,3% menurut para ekonom diraih secara Autopilot ternyata tidak benar! Saat itu para ekonom berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi era pemerintahan SBY didukung dengan tingginya tingkat konsumsi dan investasi daripada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang meliputi pembangunan infrastruktur dll, beberapa pakar saat itu beranggapan bahwa tanpa campur tangan pemerintah perekonomian negara akan terus tumbuh.
Selain menjawab hipotesis “Ekonomi Autopilot Era SBY”, Presiden Jokowi juga menjawab perdebatan beberapa ekonom dunia tentang teori klasik Invisible Hand Adam Smith (1776).  Teori ekonomi invisible hand berpendapat bahwa ekonomi akan berjalan dengan baik apabila tidak ada yang kekuatan pemerintahan yang campur tangan.
Jokowi berhasil membuktikan bahwa pendapat beberapa pakar ternyata salah, inilah yang terjadi ketika anggaran dibeberapa kementrian dan daerah tidak kunjung cair, pada semester I pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,7% tidak sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 yang ditetapkan sebesar 5,7 persen, ditambah posisi mata uang rupiah yang terus melemah terhadap USD di kisaran Rp 13.600 bayangkan jika presiden Jokowi mendengarkan para pakar tersebut dengan tidak mencairkan anggaran dibeberapa kementrian dan daerah? Sekali lagi Presiden Jokowi menjawab hipotesis tentang teori Invisible Hand adalah salah! Pemerintah harus hadir, pemerintah harus ikut campur dan pemerintah harus berperan aktif dalam kegiatan ekonomi.
Resuffle kabinet kerja di bidang ekonomi sudah dilakukan, Darmin Nasution yang memiliki latar belakang 3 tahun mengatur kebijakan moneter di Bank Indonesia dipilih sebagai Menteri koordinator perekonomian yang akan berurusan lebih banyak di bidang fiskal dan didukung dengan sudah cairnya beberapa anggaran kementrian dan daerah diharapkan dapat menjadi nahkoda dalam memperbaiki dan mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,75 pada tahun 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar